Jumat, 22 Juni 2012

Tanpa Pematang Sawah, Hasil Pertanian Lebih Optimal


MARTAPURA - Untuk mendapatkan hasil pertanian padi yang maksimal, diperlukan penanaman dan penggarapan lahan sawah yang optimal.

Demikian diungkapkan Ketua Persatuan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) OKU Timur, Faisal Habibur, Sabtu (23/6/2012).

Menurut Faisal yang sebelumnya telah melakukan studi banding ke negara Thailand, pola pertanian lahan sawah di Indonesia terutama OKU Timur belum maksimal. Hal itu disebabkan karena petani OKU Timur masih identik menggunakan pematang sawah sebagai pembatas antar lahan.

“Pematang sawah justru akan mengurangi hasil panen karena merupakan lokasi hama bersarang. Di Thailand, lahan sawah tidak menggunakan pematang lagi, namun membentang luas tanpa pematang,” ucap Faisal.

Lahan sawah yang tidak menggunakan pematang kata Faisal justru menghasilkan beras lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki pematang. Keberadaan pematang sawah membawa banyak kerugian seperti tergenangnya air saat turun hujan, hama yang sulit di berantas karena mereka bersarang serta berbagai kerugian lainnya.

“Untuk itu kita akan mencoba memulai pola pertanian seperti yang dijalankan di daerah Thailand agar hasil pertanian di OKU Timur dapat lebih maksimal,” ujarnya.

Lahan sawah yang tidak memiliki pematang seperti di Thailand lanjut Faisal, setiap hektare  mampu menghasilkan Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 10 hingga 12 ton per musim. Di OKU Timur sebaliknya, per Ha hanya mampu menghasilkan GKG sebanyak enam hingga delapan ton GKG.

“Tapi untuk menerapkan pola tanam ini dibutuhkan kerjasama dari pemerintah dan petani,” kata Faisal. 
(Sabtu, 23 juni 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar